Senin, 15 Juli 2013

REVIEW PERKULIAHAN



REVIEW SELAMA PERKULIAHAN

·         Jum’at, 8 Maret 2013, membahas tentang Dasar Teoritik Perancangan Kota. pada perkuliahan ini membahas tentang langkah kerja dalam melakukan perancangan antara lain:
ü  Menentukan Tema
ü  Mengenali Wilayah
ü  Mengeksplorasi potensi dan amasalah
ü  Data yang dibutuhkan sesuai tema
sementara analisis perancangan yang harus dilakukan pada studio antara lain;
ü  Konsep desaign- analisis aktivitas- kebutuhan ruang – analisis tapak
ü  zoning-siteplan
ü  Elemen Perancangan Kota
ü  Elemen Citra Kota
ü  Kriteria terukur dan tidak terukur
ü  3D: Amplop bangunan, aksonometri
·         Senin, 11 maret 2013, membahas tentang Sustainable Coastal Tourism. Pada perkuliahan ini membahas tentang pengertian kawasan pesisir yang merupakan kawasan peralihan daratan dan lautan, dan terdapat radius daratan yang dipengaruhi lautan maupun sebaliknya. sementara wilayah pesisir merupakan daerah pertemuah darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat alut seperti pasang surut, angina laut dan perembedan air asin, sedangkan kea rah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih diprngaruhi oleh proses-proses alami seperti sedimentasi, aliran air tawar. Aspekaspek yang berkaitan Pariwisata berkelanjutan antara lain;
ü  pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat lokal sekaligus melindungi dan meningkatkan kesempatan untuk generasi meendatang
ü  pengelolaasn seluruh sumberdaya sehingga kebutuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan lingkungan dapat terpenihi dengan tetap menjaga intergritas budaya, proses ekologi yang penting, keanekaragaman hayati, dan sistem pendukung kehidupan
Sementara wisata bahari memilik rtian sebagai berikut:
ü  kegiatan untuk menikmati keindahan dan keunikan daya tarik wisata alam di wilayah pesisir dan laut dekat pantai serta kegiatam rekreasi lain yang emnunjang
ü  kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan diatas permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut.
Konsep wisata bahari berkelanjutan:
ü  Didasarkan pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekahsan seni budaya, dan yang dimiliki oleh masing-masing daerah
ü  Memperhatikan kelanjutan pembangunan pariwisata jangka panjang di waktu yang akan datang
ü  Meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, memberikan image yang positif bagi wisatawan
ü  konsep mengacu pad apenggunaan secara maksimal dari suatu daya tarik wisata tanpa mengakibatkan kerusakan sumber-sumber yang ada,
Komponen-komponen kebutuhan wisatawan:
ü  Attraction
ü  Accessable - transportation
ü  Amenities - service
ü  Ancillary – innovation – promotion
·         Jum’at, 15 Maret 2013, membahas tentang Penataan Kawasan Pariwisata Bahari. Pada perkuliahan ini dibahas tentang gambaran wilayah pesisir, isu dan permasalahan yang terdiri dari kerusakan mangrove dan habitan perikanan lainnya, abrasi dan akresi, rob. Selain itu, pada perkuliahan ini juga dibahas tentang arah kebuijakan nasional, program penanganan, peran pemerintah Kabupaten Demak untuk pemanfaatan potensi dna penyelesaian permasalahan, dan lain sebagainya.
·         Selasa, 19 Maret 2013, membahas tentang Sustainable Coastal Tourism. pariwisata bahari berkelanjutan menjadi isu utama bagi kebijakan pengelolaan pariwisata menjadi semakin penting, paradigm pariwisata bahari berkelanjutan sebagai konsep pengelolaan pariwisata bahari secara keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan keadilan sosial.
·         Jum’at, 22 Maret 2013, membahas tentang Eco Coastal Tourism yang didasari atas justifikasi pemilihan yang terkait dengan permasalahan dan potensi yang ada. pada perkuliahan ini juga diberikan tanggapan bahwa masing-masing kelompong beum jelas dalam mendukung eco coastal tourism dan jangan menonjolkan mikro saja melainkan memperhatikan area mezzo dan makro
·         Jum’at, 12 April 2013, membahas tentang pemaparan hasil survey. pada pemaparan masing-masing kelompok tersebut menjelaskan tentang konsep yang telah ditentukan, deliniasi, karakteristik pesisir yang menonjol, serta potensi dan permasalahan. Pada hasil pemaparan tersebut terdapat tanggapan yang berupa potensi harus sustainable, lokasi wilayah studi harus jelas, kevalidan data, obyek yang akan dikembangkan harus dipilih salah satu potensi yang dominan, best practice harus sesuai.
·         Jum’at, 10 Mei 2013, membahas tentang Teori Manajemen Perkuliahan. Pada kuliah tersebut dijelaskan tentang manajemen pembangunan yang merupakan mengelola sumberdaya yang ebrupa potensi dengan memperhatikan target waktu untuk mencaoai tujuan yang diinginkan. Selain itu, administrasi pembanginan berkembang karena adanya kebuugan di negara yang sedang membangun untuk mengembangkan lembaga-lembaga dan pranata-pranata sosial, politik, dan ekonomi agar pembangunan dapat berhasi;, konsepnya harus dimulai dengan teori dalam ilmu administrasi, masalah administrasi bagi pembangunan = masalah amanjemen pembangunan, Funsi manajemen pembangunan antara lain;
ü  Manajemen sebagai alat atau cara
ü  Manajemen sebagai kekuatan
ü  Manajemen sebagai sistem
ü  Manajemen sebagai proses
ü  Manajemen sebagai fungsi
ü  Manajemen sebagai tugas
·         Senin, 20 Mei 2013, membahas tentang Public Private Partnership yakni kerjasama antara pemerintah dan swasta, namun masyarakat tetap berperan penting dalam kegiatan trsebut (evaluator). Berikut ini merupakan penentuan tipe kerja sama, antara lain:
ü  Aktor yang terlibat
ü  Kepemilikan lahan
ü  Kepemilikan uang atau investasi
ü  Pihak Pengelola
ü  Resiko
ü  Durasi
ü  Service contract
ü  Management contract
ü  Lease
ü  Kontrak BOO atau BOT
·         Senin, 27 Mei 2013, membahas tentang Analisis Kelayakan Proyek yang terdiri dari
ü  Analisis Biaya Manfaat (Benefit Cost Analysis atau BCA)
Suatu pendekatan untuk  rekomendasi kebijakan dengan cara membandingkan totak biaya dan total manfaat
BCR     = Benefit : Cost
ü  Analisis Kelayakan Ekonomi dan Financial
Private : Bank intersest (suku bunga)
Social   : Social interest (12%)
ü  Menghitung biaya dan manfaat privat
Harga : berdasarkan standar harga kabupaten atau kota
metode perhitungan   : BOW (untuk konstruksi)
ü  NPV (Net Present Value)
ü  Pay Out Time (POT)

Sabtu, 29 Juni 2013

BAB 6 UDGL Rencana



6.1        Definisi UDGL
UDGL atau Urban Design Guidelines merupakan penghubung antara kebijakan pemerintah dan perancangan fisik kawasan tertentu. UDGL dapat memberikan pengertian Panduan Bagi Perencanaan Kawasan Yang Memuat Uraian Teknis Secara Terinci Tentang Kriteria, Ketentuan-Ketentuan, Persyaratan-Persyaratan, Standar Dimensi, Standar Kualitas Yang Memberikan Arahan Bagi Pembangunan Suatu Kawasan Yang Ditetapkan Mengenai Fungsi, Fisik Bangunan Prasarana dan Fasilitas Umum, Fasilitas Sosial, Utilitas Maupun Sarana Lingkungan. Panduan ini memiliki dua sifat, yaitu sebagai batasan (framework) bagaimana sebuah bangunan dapat dibangun (prespektive guidelines) dan pemberi kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh perancang, sehingga rancangan yang ditawarkan dapat disetujui (performance guidelines).
UGDL dapat dipandang sebagai suatu proses yang memberikan arahan bagi terwujudnya suatu lingkungan binaan fisik yang layak dan sesuai dengan aspirasi masyarakat, kemapuan sumber daya setempat serta daya dukung lahanya. “UGDL setidaknya harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas memuat isu terkait baik secara makro maupun mikro dan bersifat aplikatif (Shirvani,1985:152)”. Program ini disusun untuk jangka waktu tertentu (5-10 tahun), mencakup macam, jumlah, besaran dan luasan. Termasuk penetapan fungsi – fungsi bangunan kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum dan fasilits sosial.
Adapun Sifat-sifat Panduan Rancang Kota (PRK) dapat dilihat di bawah ini (Shirvani, 1985:147) :
1.   Prescriptive Design Guidelines
Prescriptive Design Guidelines merupakan panduan untuk memberikan ketentuan-ketentuan dan mencoba untuk membuat suatu batasan/kerangka yang harus dipatuhi perancang sebagai limitasi dan sifatnya sudah spesifik sekali. Contoh KDB, KLB, GSB. Keuntungan dari Prescriptive Design Guidelines adalah sangat rinci, terukur dan mudah diterapkan, sehingga kecil sekali kemungkinan terjadi pelanggaran rancangan oleh perancang. Akan tetapi, panduan ini tidak memberikan kebebasan pada perancang untuk menuangkan kreasinya dalam merancang karena adanya batasan yang ketat.
Adapun Prespektive Design Guidelines yang telah diperhitungkan pada analisis kriteria terukur di kawasan Wisata Edukasi Mangrove Desa Surodadi adalah sebagai berikut:
-       Ketinggian Bangunan : ± 6 lantai/ 30 meter
-       Koefisien Dasar Bangunan : 68%
2.   Performance Design Guidelines
Performance Design Guidelines merupakan panduan yang menyediakan berbagai ukuran dan kriteria untuk perancang. Sifatnya tidak ketat hanya menyebutkan kriteria kinerja yang harus diikuti. Keuntungan yang didapat adalah perancangan yang dihasilkan lebih bersifat fleksibel. Di dalam performace design guidelines kawasan Wisata Edukasi ini terdapat ukuran standar untuk semua lokasi.



6.1        Siteplan Kawasan Wisata Edukasi Konservasi Mangrove






Sumber Analisis Kelompok 1 B, 2013
Gambar 6.1
Siteplan Kawasan Wisata Edukasi Mangrove

6.1        Isometri Kawasan Wisata Edukasi Konservasi Mangrove






Sumber Analisis Kelompok 1 B, 2013
Gambar 6.2
Siteplan Kawasan Wisata Edukasi Mangrove




6.1        UDGL Kawasan Wisata Edukasi Mangrove
Pengaturan Aktivitas dan Pola Tata Massa Bangunan
Kawasan Wisata Edukasi Mangrove Desa Surodadi memiliki dua fungsi kawasan yaitu fungsi utama dan penunjang. Kawasan fungsi utama merupakan kawasan yang memiliki fungsi sebagai kawasan wisata edukasi mangrove untuk pemanfaatan potensi hutan mangrove, konservasi dan budidaya mangrove. Sedangkan fungsi penunjang berupa fasilitas:
·      perdagangan dan jasa
·      pendidikan
·      peribadatan
·      olahraga dan rekreasi
·      keamanan
·      kebersihan
·      pelayanan umum
 

Blogger news

Blogroll

About