Rabu, 26 Juni 2013

BAB 5 Perancangan Kawasan





Analisis Aktivitas
      Aktivitas utama yang berada di wilayah studi adalah budidaya mangrove dan tambak, pohon-pohon mangrove ditanam disisi sungai, pinggir pantai, dan disekeliling tambak. Potensi hutan mangrove dan tambak di wilayah studi belum dikembangkan, masih hanya diberdayakan oleh penduduk sekitar untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Berikut adalah analisis aktivitas kondisi saat ini di wilayah studi :


Tabel V.1
Analisis Aktivitas Eksisting




No.
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Karakteristik Aktivitas
Pengguna
1
Aktivitas Utama
a. konservasi
hutan mangrove
cukup teduh, mengelilingi tambak, berada di pinggir pantai dan sungai, publik
Penduduk
b. tambak
tambak ikan
cukup luas, kebanyakan merupakan tambak bandeng dan udang, milik perorangan
Penduduk, yang bemiliki lahan tambak dan atau buruh petani tambak
2
Aktivitas Penunjang
keamanan
gardu pandang
publik, berada di area masuk hutan mangrove pinggir pantai
penduduk yang ingin menikmati mangrove dan tambak dari ketinggian




Aktivitas utama dari studio ranang ini adalah mengenai pengembangan pariwisata yang berbasis pada pembudidayaan konservasi mangrove yang ada di wilayah studi, namun untuk kegiatan tersebut dapat terealisasikan dengan baik dengan adanya aktivitas-aktivitas penunjang lain, diantaranya :

Tabel V.2
Analisis Aktivitas Rencana
No.
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Karakteristik Aktivitas
Pengguna
1
Aktivitas Utama 
wisata
wisata konservasi mangrove
teduh, berada di pinggir pantai dan sungai, publik
Penduduk dan Pengunjung
2
Aktivitas Penunjang

a. Perdagangan dan Jasa
cottage
publik, berlokasi di tempat ramai
Pengunjung
restaurant
publik, berlokasi di tempat ramai
Pengunjung
flooding market
publik, ramai, terletak diakhir penelusuran mangrove
Penduduk dan Pengunjung
b.Pendidikan
pembibitan
publik, penanaman bibit mangrove
Pengunjung
chamber of mangrove
publik, tenang, berlokasi didekat welcoming area
Pengunjung
audiotorium
publik, tenang, berlokasi didekat welcoming area
Pengunjung
c.Peribadatan
Masjid
Publik, tenang
Penduduk dan Pengunjung
d. Olahraga dan Rekreasi
tracking
Publik, ramai, mengitari hutan mangrove
Pengunjung
dermaga paddle boat
Pengunjung
penangkaran burung
publik,  something to see at tracking mangrove
Pengunjung
flying fox
private , atraksi wisat mangrove dari ketinggian
Pengunjung
gardu pandang
dengan tinggi 15 m terletak ditengah kawasan untuk melihat wisata dari ketinggian
Pengunjung
e. Keamanan
pos keamanan
pintu masuk wisata dan pusat aktivitas
Penduduk
f. Kebersihan
TPS
terletak jauh dari pusat aktivitas
Pengunjung
toilet umum
publik, terletak dekat fasum lain
Pengunjung

Landmark
publik, penanda kawasan wisata
Pengunjung

air mancur
publik, simpil kawasan wisata pendidikan
Pengunjung
h.pelayanan umum
welcoming area
publik
Pengunjung
gazebo
publik
Pengunjung
loket
publik, terletak didepan objek wisata
Pengunjung
lahan parkir
publik, terletak didepan objek wisata
Pengunjung
Sumber : Analisis Kelompok 1B, 2013


5.2 Kebutuhan Ruang
      Berikut ini merupakan kebutuhan ruang yang berada diwilayah studi sesuai dengan kondisi yang ada saat ini :
Tabel V.3
Kebutuhan Ruang Eksisting
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Karakteristik Aktivitas
Pengguna
Luas / Unit (m2)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Sumber
Aktivitas Utama
a. konservasi
hutan mangrove
cukup teduh, mengelilingi tambak, berada di pinggir pantai dan sungai, publik
Penduduk
70000
1
70000
google earth
b. tambak
tambak ikan
cukup luas, kebanyakan merupakan tambak bandeng dan udang, milik perorangan
Penduduk, yang bemiliki lahan tambak dan atau buruh petani tambak
3901
20
78020
google earth
Aktivitas Penunjang
keamanan
menara
publik, berada di area masuk hutan mangrove pinggir pantai
penduduk yang menikmati mangrove dan tambak dari ketinggian
9
1
9
survei kelompok
TOTAL
161029


OPEN SPACE DAN SIRKULASI
54873
TOTAL KEBUTUHAN RUANG
215902
Sumber : Analisis Kelompok 1B, 2013






        Berikut ini merupakan rincian kebutuhan ruang yang direncanakan dalam pengembangan pariwisata di Hutan Mangrove Surodadi, Demak

Tabel V.4
Kebutuhan Ruang Rencana
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Karakteristik Aktivitas
Pengguna
Luas Tanah/ Unit (m2)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Sumber
Aktivitas Utama
wisata
wisata konservasi mangrove
teduh, berada di pinggir pantai dan sungai, publik
Penduduk dan Pengunjung
126462
1
126462
analisis kelompok
Aktivitas Penunjang





a. Perdagangan dan Jasa
cottage
publik, berlokasi di tempat ramai
Pengunjung
48
92
4416
Blue Lagoon Dive Resort, Bali
restaurant
publik, berlokasi di tempat ramai
Pengunjung
1370
3
4110
reatoran bukit randu bandara
flooding market
publik, ramai, terletak diakhir penelusuran mangrove
Penduduk dan Pengunjung
100
21
2100
SNI 03-1733-2004
b.
Pendidikan
pembibitan
publik, penanaman bibit mangrove
Pengunjung
400
2
400
analisis kelompok
chamber of mangrove
publik, tenang, berlokasi didekat welcoming area
Pengunjung
2000
1
2000
SNI 03-1733-2004
audiotorium
publik, tenang, berlokasi didekat welcoming area
Pengunjung
3000
1
3000
SNI 03-1733-2004
c.
Peribadatan
Masjid
Publik, tenang
Penduduk dan Pengunjung
300
2
600
SNI 03-1733-2004
d. Olahraga dan Rekreasi
tracking
Publik, ramai, mengitari hutan mangrove
Pengunjung
5745
1
5745
wisata mangrove bali
dermaga paddle boat
Pengunjung
1500
2
3050
pelabuhan teluk bayur
penangkaran burung
publik,  something to see at tracking mangrove
Pengunjung
7633
1
7633
taman burung, TMII
flying fox
private , atraksi wisata mangrove dari ketinggian
Pengunjung
183
2
366
taman buah mekarsari
gardu pandang
berada ditengah kawasan dengan tinggi 15 m
Pengunjung
25
4
100
analisis kelompok
e. Keamanan
pos keamanan
pintu masuk wisata dan pusat aktivitas
Penduduk
12
2
24
SNI 03-1733-2004
f. Kebersihan
TPS
terletak jauh dari pusat aktivitas
Pengunjung
80
1
80
SNI 03-1733-2004
toilet umum
publik, terletak dekat fasum lain
Pengunjung
42
2
84
SNI 03-1733-2004


h.pelayanan umum
signage
publik, penanda kawasan wisata
Pengunjung
336
1
336
analisis kelompok
air mancur
publik, simpil kawasan wisata pendidikan
Pengunjung
79
2
158
analisis kelompok
welcoming area
publik
Pengunjung
9722
1
9722
analisis kelompok
gazebo
publik
Pengunjung
30
28
840
analisis kelompok
loket
publik, terletak didepan objek wisata
Pengunjung
90
1
90
analisis kelompok
lahan parkir
publik, terletak didepan objek wisata
Pengunjung
25
300
7500
SNI 03-1733-2004
TOTAL TERBANGUN
52354

SIRKULASI
10254
RTH
26832
TOTAL KEBUTUHAN RUANG
215902
Sumber : Analisis Kelompok 1B, 2013




















5.3     Analisis Kriteria Terukur
Kriteria terukur memiliki pengertian sebagai kriteria dasar perancangan yang dapat diukur secara kuantitatif yang dihasilkan dari pertimbangan-pertimbangan tertentu. Luas wilayah perancangan adalah 21,9 Ha. Dengan kemiringan 0-2% terletak di pesisir pantai. Untuk menentukan kepadatan bangunan maka kita harus menentukan luas lahan, intensitas infiltrasi, koefisien infiltrasi dan koefisien penyimpangan air yang terdapat di wilayah perancangan. Maka berdasarkan data-data yang diperoleh dapat dihitung koefisien infiltrasi untuk wilayah perancangan yaitu:
A.  Koefisien Dasar Bangunan
Diketahui:
A = 21,9 Ha = 219.000m2
C = 0,8
S = 0,001
I = 7,678 x 10-8

1.   Koefisien pengambilan air tanah

Iinf = 0,001 x 219.000 m2
       = 219 liter/mnt
       = 3,65 liter/dtk
2.  Debit infiltrasi


Qinf          = C x I x A
       = 0,8 x 7,678 x 10-8 x 219.000
       = 0,0134 m3/dtk
       = 13,4 liter/dtk
3.  Debit infiltrasi 1 Ha
Q1ha         = (1 Ha x Qinf)/A
       = (1 Ha x 13,4)/26
       = 0,51 liter/dtk/ha
4.  Open Space
OS   = Iinf/Q1Ha
          = 4,3/0,51
          = 8,43
5.  Koefisien Dasar Bangunan
KDB = {(A-OS)x100%)/A}
          = {(26-8,43)x100%)/26}
          = 68%
KDB 68% artinya Luas total lahan terbangun kawasan adalah 68% dari luas lahan yaitu 148.920 m2

B.   Menetukan Ketinggian Bangunan yang Diijinkan
Total luas lahan = 21,9 Ha
Luas lahan dasar = KDB x total luas lahan
= 68% x 21,9 Ha
= 14,89 Ha
Ketinggian bangunan berdasarkan FAR:
FAR     = total luas lahan/luas lahan dasar
= 21,9 ha/19,24
= 1,13

Ratio FAR = 1,13 maka memiliki tinggi maksimal ketinggian bangunan adalah 6 lantai atau 30 meter.

5.4     Analisis Kriteria Tidak Terukur
Kriteria tak terukur adalah kriteria yang lebih menekankan pada aspek kualitatif di lapangan, karena menyangkut perasaan atau persepsi manusia yang melihatnya (penataan visual kawasan). Kriteria tak terukur ini dikemukakan oleh beberapa studi antara lain The Urban Design Plan of San Fransisco (1970), Urban System Research and Engineer Inc. (1977) dan Kevin Lynch (1981). Menurut Hamid Shirvani (1985: 57), kriteria tak terukur terdiri atas enam konsep, antara lain:
1.     Pencapaian (Access)
Merupakan pemberian keamanan, kenyamanan, kemudahan bagi para pengguna untuk mencapai tujuan dengan sarana dan prasarana transportasi yang mendukung kemudahan aksesbilitas yang direncanakan dan dirancang sesuai kebutuhan pengguna. Menurut Lynch, 1976 fasilitas yntuk aksesbilitas hendaknya dalam perencanaan dan perancangannya memperhatikan tatanan, letak, dimensi, dan sirkulasi.
2.    Kecocokan (Compatible)
Aspek-aspek yang berkaitan dengan kepadatan, lokasi, skala maupun bentuk masa bangunan.
3.    Pemandangan (view)
Merupakan aspek yang berkaitan dengan suatu kejelasan bentuk yang terkait dengan orientasi manusia terhadap bangunan. Nilai visual yang ditimbulkan pada view dapat diperoleh dari skala dan pola, besaran tinggi, dan tekstur. Selain itu, view tersebut juga dapat berupa landamark.
4.    Identitas (Identitiy)
Merupakan nilai yang dibuat atau dimunculkan oleh objek (bangunan/manusia) sehingga dapat ditangkap dan dikenali oleh indera manusia (Darmawan, 2003).


5.    Rasa (Sense)
Merupakan pemberian kesan atau suasana yang ditimbulkan. Sense terkadang merupakan simbol karakter dan berhubungan dengan aspek ragam gaya yang disampaikan oleh individu/kelompok bangunan atau kawasan (Lynch.K, 1976;Steele.F, 1981).
6.    Kenyamanan (Inability)
Merupakan rasa nyaman untuk tinggal atau beraktivitas pada suatu kawasan atau obyek.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About