1.1.LATAR BELAKANG
Kota-kota di
Indonesia sebagian besar merupakan kota yang berkembang dari wilayah pesisir. Seperti
Kota Semarang yang memiliki embrio kota di kawasan pesisir, Kabupaten Demak
juga memiliki kawasan yang lebih berkembang di wilayah pesisir. Dalam lampiran
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 34/MEN/2002 tentang Pedoman
Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil diterangkan bahwa wilayah
pesisir adalah daerah pertemuan antara daran dan laut; kearah darat wilayah
pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
mempengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan
air asin; sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air
tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran. Kawasan pesisir Kabupaten Demak merupakan
kawasan yang memiliki potensi tinggi, sehingga sebagian besar bermatapencaharian
sebagai nelayan. Selain itu, kawasan pesisir juga sangat menunjang apabila
digunakan sebagai kawasan wisata pesisir karena keindahan laut jawa. Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu wilayah pesisir Kabupaten Demak semakin
berkurang, abrasi merupakan permasalahan utama yang merusak garis pantai dan
kurangnya pengetahuan dan kepedulian penduduk yang merusak habitat hutan mangrove sebagai pencegah abrasi air
laut.Hutan mangrove
adalah suatu formasi hutan yang dipengaruhi pasang surut air laut, dengan
keadaan tanah yang anaerobik.
Desa
Surodadi, Kecamatan Sayung merupakan salah satu wilayah pesisir di Kabupaten
Demak. Desa Surodadi dijadikan desa percontohan penghijauan pantai di Indonesia
pada tahun 2004. Selain itu, pada tahun 2004 Desa Surodadi mendapatkan
penghargaan intensifikasi tambak terbaik tingkat nasional. Untuk itu, potensi
utama yang dimiliki Desa Surodadi adalah hutan mangrove dan tambaknya. Akan tetapi, tambak yang sudah memiliki
predikat terbaik, terancam dengan adanya kejadian alam yang terus terjadi,
yaitu erosi. Awalnya di desa ini, terjadi alih fungsi lahan menjadi lahan
tambak, sehingga tambak di desa ini cukup luas. Karena adanya erosi, terdapat
200 ha tambak yang hilang akibat terendah air laut. Untuk dapat mempertahankan
potensi mangrove dan tambak di Desa
Surodadi maka diperlukan sebuah perencanaan yang baik mengenai perancangan
kawasan pesisir melalui pariwisata berkelanjutan. Agar dapat mempertahankan
potensi alam tersebut, maka butuh perencanaan berkelanjutan yang berbasis
pariwisata. Yaitu pariwisata yang mengedepankan konservasi serta budidaya
mangrove dan tambak di Desa Surodadi.
1.2.
PERUMUSAN MASALAH
Desa
Surodadi merupakan suatu kawasan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten
Demak. Kawasan ini termasuk salah satu kawasan yang terkena abrasi. Adanya
permasalahan yang berupa abrasi tersebut
juga menimbulkan masalah tambak dan hutan magrove yang terdegradasi.Seluas
210 Ha lahan tambak hilang dan seluas 21 Ha mangrove dalam keadaan rusak. Padahal
mata pencaharian penduduk di Desa Surodadi sangat bergantung terhadap hasil
laut dan hasil tambak yang ada. Masyarakat sangat bergantung pada hasil tambak
dan hasil laut kurang beragamnya sektor ekonomi di Desa Surodadi. Wisata perahu
untuk menyusuri pantai hutan mangrove pun juga belum tereksplor oleh wisatawan,
padahal wisata perahu tersebut dapat meningkatkan perekonomian di Desa Surodadi
Selain wisata perahu yang belum tereksplor, banyaknya sampah yang
berserakan di kawasan mangrove dan sungai yang mengalir di Desa Surodadi juga
berakibat pada bencana berupa banjir ketika hujan turun.
TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1.
Tujuan
Pelaksanaan studi
mengenai Sustainable Coastal Tourism
di Kabupaten Demak khususnya di Desa Surodadi bertujuan untuk merancang kawasan
wisata pesisir berkelanjutan di Desa Surodadi yang mengalami penurunan kualitas
lingkungan dan kualitas kelompok masyarakat agar dapat meningkatkan wisata yang
sudah ada.
Rancangan kawasan berupa desain dan manajemen. Desain berupa siteplan dan
bangunan 3D, sedangkan manajemen meliputi pengelolaan dan pembiayaan desain
yang telah dibuat.
1.2.2.
Sasaran
Untuk
dapat mencapai tujuan yang telah dijelaskan maka dibutuhkan sasaran yang
mendukung. Adapun sasaran-sasaran tersebut antara lain:
1.
Teridentifikasinya kondisi dan karakteristik Desa Surodadi
khususnya pada wilayah perancangan.
2. Teridentifikasinya kondisi hutan
mangrove di wilayah perancangan.
3. Pemahaman tentang isu utama Desa Surodadi
berdasarkan analisis potensi, peluang, ancaman dan tantangan.
4. Terumuskan strategi perancangan dan
pembangunan Desa Surodadi sebagai kawasan wisata pesisir berkelanjutan.
5. Merancang desain berupa siteplan dan
bangunan 3D di kawasan perencanaan.
6. Tersusunnya pengelolaan dan pembiayaan
rancangan desain yang telah dibuat.
1.3.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup mencakup berbagai aspek, yang terdapat dua
macam ruang lingkup yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang
lingkup wilayah adalah analisis ruang lingkup keruangan sebagai objek yang
memiliki batas-batas administrasi. Sedangkan ruang lingkup materi adalah
analisis elemen dasar yang menjadi pembahasan pada studi yang dilakukan.
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah meliputi ruang lingkup wilayah makro
dan ruang lingkup wilayah mikro. Ruang lingkup wilayah makro yaitu Desa
Surodadi. Ruang lingkup wilayah mikro yaitu luasan wilayah perancangan seluas 21,9 ha.
Luas wilayah Makro yaitu sebesar
500.847 Ha, dengan batas administrasi wilayah makro sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Desa Sidorejo, Desa Tugu
Barat : Desa Timbulsloko
Timur : Desa TambakBulusan, Kecamatan Karang Tengah
1.3.1.2. Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Luas wilayah perancangan yaitu
sebesar 21.9 Ha, dengan b administrasi wilayah perancangan sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Desa Surodadi
Barat : Desa Timbulsloko
Timur : Desa TambakBulusan, Kecamatan Karang Tengah
1.3.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi merupakan bahasan substansi penelitian yang
dilakukan dalam proses perancangan Desa Surodadi. Berikut ini adalah analisis-analisis
yang digunakan dalam analisis perancanan :
a. Analisis tapak
Meliputi :
analisis topografi, analisis kebisingan, analisis view, analisis lingkungan,
analisis aksesibilitas, analisis lintasan matahari dan arah angin, analisis
vegetasi, dan analisis drainase.
b. Analisis Terukur
Meliputi : KDB
(Koefisien Dasar Bangunan), jarak antar bangunan, tinggi bangunan, GSB (Garis
Sempadan Bangunan)
c. Analisis tak terukur
Meliputi : acces, compatibility, view, identity,
sense, dan livability
d. Analisis citra kota
Meliputi : landmark, edge, nodes, path, dan districs
e. Analisis perancangan Kota
Meliputi : sirkulasi dan parkir, open space, signage, building form and
massing, land use, dan activity
support
1.1.KERANGKA PIKIR
Sumber: Analisis Kelompok 1B, 2013
Gambar 1.1
Kerangka Pikir
1.1.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup, kerangka pikir, dan
sistematikapenulisan.
BAB II Kajian Literatur
Kajian literatur berisi
literatur-literatur yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan di wilayah
pesisir Desa Surodadi sebagai wilayah perencanaan. Selain itu, kajian literatur
berisi mengenai kajian teori konsep yang akan digunakan dalam mengembangkan
wilayah perencanaan.
BAB III Gambaran Desa Surodadi
Bab ini ini berisi mengenai gambaran
lokasi dan luas wilayah yang akan dirancang di Desa Surodadi. Bab ini juga
berisi justifikasi dan deliniasi Desa Surodadi.
BAB IV Konsep Perancangan
Bab ini menjelaskan konsep yang akan
digunakan dalam merancang dan mengembangkan Desa Surodadi sebagai Desa wisata
pesisir.
BAB V Perancangan Kawasan
Bab ini menjelaskan mengenai detail
perancangan yang akan dilakukan meliputi:analisis aktivitas, analisis kebutuhan ruang,
analisis tapak, kriteria terukur dan tidak terukur, analisis perancangan kota,
dan analisis citra kota.
BAB VI Urban Design Guideline
Bab ini Membahas mengenai
desain yang akan dirancang dalam kawasan Desa Surodadi ini. Desain yang akan
dibahas terkait dengan detail desainnya didalam bentuk 3D yang dirangkum
didalam tabel Urban Desain Guidelines (UDGL) Kawasan Perancangan Wisata Edukasi
Mangrove.
BAB VII Manajemen Pengelolaan
Pembangunan Wisata Edukasi Konservasi Mangrove
Desa Surodadi
Bab ini menjelaskan
mengenai manajemen pengelolaan pembangunan dalam upaya merealisasikan proyek
pembangunan dengan tahap-tahap yang meliputi: pembuatan logical framework, konsep pengelolaan pembangunan, alur linear responsibility, network planning, analisis financial cost & benefit, sosial
ekonomi cost & benefit, dan
analisis kelayakan proyek.
BAB VIII Kesimpulan
Bab
ini membahas
mengenai kesimpulan isi dari keseluruhan laporan yang telah disusun.
0 komentar:
Posting Komentar