4.1
PENJABARAN KONSEP PERENCANAAN
Untuk dapat
mengembangkan pariwisata pesisir berbasis pembangunan berkelanjutan, maka
potensi yang sudah ada di Desa Surodadi harus digali. Desa Surodadi merupakan
desa yang mempunyai potensi hutan mangrove
yang baik. Hal tersebut dikarenakan, Desa Surodadi dijadikan desa
percontohan penghijauan pantai di Indonesia pada tahun 2004. Selain itu, pada
tahun 2004 Desa Surodadi mendapatkan penghargaan intensifikasi tambak terbaik
tingkat nasional. Untuk itu, potensi utama yang dimiliki Desa Surodadi adalah
hutan mangrove dan tambaknya. Akan
tetapi, tambak yang sudah memiliki predikat terbaik, terancam dengan adanya
kejadian alam yang terus terjadi, yaitu erosi. Untuk dapat mempertahankan
potensi mangrove dan tambak di Desa
Surodadi maka diperlukan sebuah perencanaan yang
baik mengenai perancangan kawasan pesisir melalui pariwisata berkelanjutan.
Berikut adalah skema konsep perencanaan perancangan:
Sumber: Analisis Kelompok 1B, 2013
Untuk menghasilkan konsep perancangan
yang berintegrasi maka dibutuhkan integrasi antara potensi, elemen sustainable development, serta konsep
konservasi. Konservasi dibutuhkan agar potensi mangrove dapat mengurangi ancaman degradasi
oleh erosi. Selama ini konsep konservasi yang dikenal dan sudah ada seperti
dalam bentuk budidaya mangrove maupun
budidaya ikan di tambak. Konsep pariwisata yang akan dikembangkan di Desa
Surodadi ini adalah konsep;
WISATA EDUKASI KONSERVASI MANGROVE DESA SURODADI
Come, Learn, and Enjoy!!
4.2
PENJABARAN KONSEP DARI SISI
ELEMEN PARIWISATA
a. Atraksi :
Penyuluhan Budidaya Mangrove, flying fox, penyuluhan
pengolahan
buah mangrove dan buah api-api,
penanaman bibit mangrove, tracking mangrove, penangkaran burung, mangrove paddle boat tour.
b. Akomodasi :
Auditorium untuk tempat penerangan
informasi dan
pengenalan tentang dunia mangrove dan pengolahan mangrove dan tanaman api-api.
Chamber of
Mangrove tempat penyuluhan
pembudidayaan mangrove.
Restoran dimana pengunjung dapat beristirahat dan mengisi kembali energinya
dengan berbagai makanan dan minuman.
Floating Market, merupakan lokasi penjualan terapung,
yangmenjual barang-barang
olahan mangrove dan buah api-api yang dapat
dijadikan buah tangan dari area wisata ini.
Cottage, disediakan cottage
sebagai tempat pengunjung untuk menginap dan beristirahat di kawasan wisata
ini
c.
Transportasi : Boat/ perahu (paddle boat) untuk menjelajahi mangrove
d.
Promosi : melalui Pameran
Pariwisata, website, signage yang
dipasang di
Desa
Surodadi sendiri, Kabupaten Demak, dan Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah
e. Wisatawan :
wisatawan domestic/ lokal dan
wisatawan luar negeri
4.2.1
Penjabaran Konsep Atraksi
a. Penyuluhan Budidaya Mangrove
Atraksi
berlangsung di dalam auditorium yang akan terdapat sebuah tempat yang akan
menunjukan presentasi mengenai pengenalan mangrove
beserta penjelasan cara menanam mangrove
sebelum nantinya menuju atraksi penanaman bibit mangrove di hutan mangrove.
b.
Flying Fox
Atraksi flying fox merupakan atraksi yang
dipersiapkan untuk pengunjung yang berani memicu adrenalinnya untuk menikmati
pemandangan area wisata mangrove
dengan menggunakan seluncur tali dari tower ke tower.
c. Penyuluhan pengolahan mangrove dan buah api-api
Atraksi ini akan
dilaksanakan di auditorium. Pengunjung akan diberi sebuah presentasi dan
peragaan pengolahan mangrove dan buah
api-api menjadi makanan, minuman, souvenir, dll. Pengunjung juga dapat mencoba
mengolah mangrove dan buah api-api
secara langsung.
d. Penanaman Bibit Mangrove
Atraksi penanaman
bibit mangrove akan dilaksanakan
setelah pengunjung diberikan arahan dan penyuluhan mengenai penanaman mangrove. Pengunjung akan
mengimplementasikan hasil penyuluhan melalui penanaman bibit secara langsung di
lahan yang akan ditanami mangrove di
sepanjang garis pantai.
e. Tracking mangrove
Atraksi ini akan
berada di sepanjang area wisata, mulai
dari welcoming area hingga ke area
restoran dan floating market. Pada
atraksi ini, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan mangrove disekitar. Akan terdapat pula atraksi penangkaran burung
di tengah-tengah jalan sepanjang jalur tracking.
f. Penangkaran Burung
Atraksi
penangkaran burung akan berada di tengah-tengah sepanjang jalur tracking mangrove. Adanya penangkaran
burung akan menambah nilai wisata bagi pengunjung yang memilih tour menggunakan tracking mangrove.
g. Mangrove Paddle Boat Tour
Atraksi ini merupakan pilihan tour yang akan dipilih oleh pengunjung
yang lebih memilih untuk menyusuri hutan mangrove
dengan menggunakan perahu kayak menyusuri hutan mangrove hingga menuju ke area restoran dan floating market. untuk melengkapi atraksi ini akan terdapat
beberapa dermaga perahu.
4.3
PENJABARAN KONSEP DARI SISI SUSTAINABLE DEVELOPMENT
a. Ekonomi
Wisata ini akan
memberdayakan masyarakat Desa Surodadi dan akan membangkitkan perekonomian
warga sekitar. Adanya pariwisata budidaya mangrove
dan tambak di desa ini akan meningkatkan pemasukan Kabupaten Demak dari
sektor pariwisata melalui dana retribusi hyang akan dibayar oleh wisatawan.
Dapat diketahui bahwa di Jawa Tengah, Kabupaten Demak menduduki peringkat kedua
dengan angka wisatawan tertinggi melalui objek wisata religious Masjid Agung
Demak, akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tidka sebanding dengan wisata
nomor satu di Jawa Tengah yaitu Candi Borobudur yang jumlah wisatawannya
terbanyak, dan pendapatan terbesar. Dengan adanya wisata mangrove dan tambak di desa ini, maka pendapatan Kabupaten Demak
akan meningkat, dan secara tidak langsung pendapatan Jawa Tengah pun meningkat.
Untuk itu dibutuhkan promosi dan peran serta pemerintah dalam mengembangkan
perekonomian dari sektor pariwisata di Desa Surodadi. Selain dari pendapatan
melalui retribusi wisatawan, pengolahan mangrove
juga dapat menjadi sumber pemasukan, yaitu berupa produk batik mangrove, makanan mangrove, dan aksesoris dari mangrove
yang dapat dijual di Floating Market Desa Surodadi.
b. Ekologi/ Lingkungan
Desa Surodadi
ternama dengan penghijauan kawasan pesisirnya. Untuk dapat mempertahankan
predikat tersebut, maka dibutuhkan konservasi dan manajemen yang baik. Tidak
hanya mangrove, tambak pun juga
memiliki predikat yang baik. Selain prestasi yang baik, terdapat pula
masalah-maslaah lingkungan di area mangrove dan tambak. Seluas 21 ha lahan mangrove
tergolong rusak, dan seluan 210 ha lahan tambak sudah terendam oleh air laut. Agar
mangrove dan tambak dapat terjaga dan
terlindung dari degradasi yang disebabkan oleh erosi, maka upaya konservasi
yang diselimuti konsep pariwisata akan sangat cocok.
Konservasi mangrove melalui aktivitas pariwisata
akan dilakukan melalui wisata pembudidayaan mangrove
melalui penanaman bibit-bibit mangrove
di kawasan pesisir Desa Surodadi. Agar buah mangrove
juga dapat diolah, maka konsep wisata yang dilakukan adalah melalui penyuluhan
pengolahan buah mangrove menjadi
makanan. Dengan itu, buah mangrove
yang biasa terbuang dan mengotori lahan mangrove
dapat diolah.
c. Sosial
Aspek sosial
dalam konsep pariwisata ini adalah melalui pemberdayaan partisipasi masyarakat
Desa Surodadi. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam mengelola pariwisata
di Desa Surodadi sangat diperlukan agar masyarakat memiliki rasa tanggung jawab
dan rasa membutuhkan terhadap wilayahnya. Melalui partisipasi dari masyarakat
Desa Surodadi, maka secara tidak langsung masyarakapun dapat meningkatkan taraf
kehidupannya dari sektor pariwisata ini. Bentuk partisipasi masyarakat yang
dapat dikembangkan adalah:
1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
wisata
2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
wisata
3. Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan
wisata
4. Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan
wisata
4.4
INDIKATOR
SKORING DESA SURODADI
Penentuan
deliniasi wilayah perencanaan dilakukan dengan metode scoring, pada tahap awal
ditentukan tiga deliniasi wilayah perancangan yang kemungkinan akan menjadi
fokus perencanaan. Pemilihan kawasan ini berdasarkan karakteristik yang
dimiliki. Scoring dilakukan dengan member bobot nilai pada tiap indicator yang
merupakan indicator turunan dari konsep sustainable coastal tourism. Indicator
ini meliputi indicator pariwisata, konservasi, dan pengembangan masyarakat
beserta rinciannya masing-masing.
No
|
Indikator
|
Wilayah Studi
|
||
Wilayah Perancangan 1
|
Wilayah Perancangan 2
|
Wilayah Perancangan 3
|
||
Indikator Pariwisata - Industri
|
||||
1
|
Pembangunan
sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata
|
2
|
2
|
|
2
|
Pemanfaatan
potensi sumberdaya pesisir secara berkelanjutan
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Pengembangan
obyek wisata
|
2
|
2
|
2
|
4
|
Adanya kegiatan
perikanan budidaya dan tangkap, serta pengolahan hasil perikanan menjadi
objek kuliner
|
0
|
1
|
1
|
5
|
Keberadaan
ekosistem hutan Mangrove yang potensial dijadikan objek wisata
|
0
|
2
|
2
|
4
|
7
|
7
|
||
Indikator Pariwisata – Destinasi
|
||||
6
|
Pengembangan
infrastruktur transportasi
|
1
|
1
|
1
|
7
|
Akomodasi
penginapan dan tempat makan
|
3
|
3
|
3
|
8
|
Frekuensi
kedatangan wisatawan pada kawasan wisata
|
3
|
3
|
3
|
9
|
Jumlah wisatawan
yang datang pada kawasan wisata
|
3
|
3
|
3
|
10
|
10
|
10
|
||
Indikator Pariwisata – Pemasaran
|
||||
10
|
Promosi potensi
wisata pantai dan mangrove
|
2
|
2
|
2
|
11
|
Adakah souvenir
sebagai promosi potensi wisata
|
1
|
2
|
2
|
12
|
Adakah Web
pariwisata sebagai promosi pada internet
|
3
|
3
|
3
|
6
|
7
|
7
|
||
Indikator Pariwisata – Kelembagaan
|
||||
13
|
Penataan ruang
pada kawasan pesisir
|
2
|
2
|
2
|
14
|
Kinerja aparat
untuk penegakan hukum atas over-eksploitasi pesisir
|
1
|
2
|
3
|
15
|
Pengembangan
bantuan usaha modal
|
1
|
1
|
1
|
16
|
Kebijakan
pemerintah yang menguntungkan pengembangan ekowisata
|
0
|
1
|
1
|
4
|
6
|
7
|
||
Indikator Konservasi - Perlindungan Sistem Penyangga
|
||||
17
|
Rehabilitasi
ekosistem atau habitat hutan mangrove
|
0
|
1
|
1
|
18
|
Kondisi ekosistem
hutan mangrove
|
1
|
3
|
3
|
19
|
Kondisi
pelestarian hutan mangrove
|
1
|
2
|
2
|
20
|
Keadaan
pengelolaan hutan mangrove
|
1
|
3
|
3
|
21
|
Kondisi alam
(meliputi jenis tanah, keadaan pantai berlumpur/berpasir
|
1
|
1
|
1
|
4
|
10
|
10
|
||
Indikator Konservasi - Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
dan Satwa beserta ekosistem
|
||||
22
|
Kesesuaian upaya
pemanfaatan lahan dengan fungsi aslinya
|
1
|
1
|
1
|
23
|
Kejelasan aturan
dan batasan mengenai peralihan fungsi lahan
|
2
|
2
|
2
|
24
|
Kondisi
keanekaragaman
|
2
|
2
|
2
|
25
|
Upaya
perlindungan terhadap jenis tumbuhan yang ada
|
1
|
1
|
1
|
26
|
Upaya
perlindungan terhadap satwa alami
|
2
|
2
|
2
|
27
|
Upaya
perlindungan terhadap ekosistem asli
|
0
|
1
|
1
|
28
|
Tersedianya
badan/lembaga terkait
|
1
|
1
|
1
|
9
|
10
|
10
|
||
Indikator Konservasi - Pemanfaatan secara Lestari Sumber Daya
Alam Hayati beserta ekosistemnya
|
||||
29
|
Membudidayakan
kembalilahan – lahan yang telah dimanfaatkan
|
2
|
2
|
2
|
30
|
Tingkat
kerusakan lingkungan akibat adanya pemanfaatan
|
2
|
2
|
2
|
31
|
Kepedulian
penduduk terhadap lingkungan
|
2
|
2
|
2
|
6
|
6
|
6
|
||
Indikator Pemberdayaan Masyarakat – Ekonomi
|
||||
32
|
Peningkatan
kegiatan produksi yang ramah lingkungan.
|
2
|
2
|
2
|
33
|
Inovasi
pengembangan usaha lainnya yang ramah lingkungan
|
1
|
2
|
2
|
34
|
Peningkatan
taraf hidup suatu keluarga
|
2
|
2
|
2
|
35
|
Keberlanjutan
suatu usaha.
|
2
|
2
|
2
|
36
|
Pemasaran
hasil usaha penduduk
|
2
|
2
|
2
|
9
|
10
|
10
|
||
Indikator Pemberdayaan Masyarakat - Sosial Budaya
|
||||
37
|
Pengaruh budaya
asli di wilayah perancangan terhadap wilayah yang lebih luas
|
1
|
1
|
1
|
38
|
Kehidupan sosial
(interaksi) antar masyarakat
|
1
|
1
|
1
|
39
|
Tingkat kriminalitas
|
0
|
0
|
0
|
40
|
Pemahaman
masyarakat terkait potensi pariwisata di wilayah mereka
|
1
|
2
|
2
|
3
|
4
|
4
|
||
Indikator Pemberdayaan Masyarakat - Lingkungan Hidup
|
||||
41
|
Kesadaran
masyarakat akan pentingnya lingkungan
|
2
|
2
|
2
|
42
|
Upaya masyarakat
untuk menjaga lingkungannya
|
1
|
2
|
2
|
43
|
Kerjasama/perhatian
dari pemerintah dengan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup
|
0
|
1
|
1
|
3
|
5
|
5
|
||
Indikator Pemberdayaan Masyarakat – Politik
|
||||
44
|
Kebijakan dari
instansi pemerintah (desa/kecamatan) terkait lingkungan hidup
|
1
|
1
|
1
|
45
|
Peran pemerintah
(desa/kecamatan) terkait lingkungan hidup
|
1
|
1
|
1
|
46
|
Peran
/partisipasi masyarakat terkait kebijakan pemerintah
|
1
|
1
|
1
|
47
|
Peran organisasi
masyarakat terkait lingkungan hidup
|
1
|
1
|
1
|
4
|
4
|
4
|
||
TOTAL
|
56
|
69
|
74
|
KETERANGAN
0 : Sangat Baik
1 : Baik
2 : Buruk
3 : Sangat Buruk
Berdasarkan hasil
scoring didapat wilayah dengan skor paling rendah adalah wilayah perancangan
satu, dengan ini wilayah yang akan menjadi fokus perancangan kawasan pariwisata
Desa Surodadi adalah wilayah perencanaan
satu. Karena memiliki skor paling rendah, maka wilayah perancangan satu
dapat dikatakan lebih memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan
pariwisata jika dilihat dari indicator yang digunakan dalam scoring.
0 komentar:
Posting Komentar